Belajar Ikhlas dari Kasus First Travel - Blog Ridwan Nurhadi

Breaking

Berbagi tak pernah Rugi

Senin, 21 Agustus 2017

Belajar Ikhlas dari Kasus First Travel





Mengenang kasus First Travel saya juga ingat, bahwa saya pribadi juga pernah mengalami nasib yang sama. Dulu saya punya niat baik untuk menunaikan ibadah haji dan akhirnya saya memutuskan bergabung dengan 1 perusahaan investasi dan 1 perusahaan MLM haji.. meski akhirnya perusahaan investasi emas itu ternyata BOHOOOONG dan PENIPU.. marah gak saya... enggak... toh nanti di akhirat saya tinggal menuntut orang yang mengajak saya dan para leadernya tentunya karena saya yakin pengadilan Allah maha Adil. Lumayan buat nambah pahala di yaumul hisab nanti jadi dari pada stress mikirin uang yang hilang di ECMC lebih baik saya jadikan tuntutan di akhirat saja nanti bagi para leader diatas saya.


Berikut postingan selengkapnya dari Eko Kuntadhi:
JEMAAH FIRST TRAVEL, IKHLASLAH...
"Kemana duit 35 ribu jemaah First Travel menghilang?," tanya penyidik polisi.
"Gak tahu, pak. Kami lupa," jawab pasangan suami istri, pemilik First Travel.
Ads by AdAsia
Learn More
Ini jawaban paling asyik, penuh keimanan dan menandakan kepasrahan pada Tuhan YME. Mereka adalah orang yang begitu beriman hingga yang diingat hanya Tuhan semata.
Jadi kalau cuma duit Rp 550 miliar yang terlupakan, itu menandakan begitu tidak terikatnya mereka dengan benda-benda. Tujuannya hanya meningkatkan kualitas ibadah semua jemaah First Travel.


Kasus First Travel 
Saat mereka piknik keliling dunia dengan tampilan yang glamour, sungguh itu bukan karena mereka ingin sombong.
Itu semata karena kecintaan mereka untuk menelusuri keindahan bumi ciptaan Allah ini. Jika mereka berfoto di depan rumah atau kendaraan mewah miliknya lalu diunggah ke akun Instgram, bacalah itu sebagai tanda syukur yang tidak terkira.
Tidak terbersit sedikitpun kesombongan di wajah mereka. Sebab kenikmatan itu bisa mereka dapatkan mungkin dari mengumpulkan setetes dua tetes keringat calon jemaah umroh FT.
Mungkin saja jemaah itu adalah ibu-ibu renta yang menabung sepanjang hidupnya untuk bertamu ke rumah Allah.
Mungkin cuma tukang Siomay yang mencari rezeki keliling naik sepeda, lalu tabungannya diserahkan kepada FT agar bisa diberangkatkan berziarah ke makam Kanjeng Nabi.
Jadi yang pantas sombong dan berbangga adalah 35 ribu calon jemaah FT yang sudah ikhlas membantu kedua pasangan suami-istri mengenaskan itu keliling dunia dan menikmati rezeki berlimpah.
Dari keringat jemaah yang ikhlas-lah mereka berdua bisa menggapai kehidupan yang indah. Jangan melulu melihat yang tampak saja.
Nilailah juga orang-orang yang mengais rezeki seperak dua perak untuk ongkos bertamu ke rumah Allah, lalu diduitnya dipercayakan kepada First Travel.


Kasus Andika Surachman
Kasus Andika Surachman (Tribun Kaltim)
Lalu mereka gagal berangkat karena duitnya terselip entah kemana. Berkat keringat ribuan jemaah itulah, mantan karyawan minimarket dan istrinya itu bisa hidup mewah seperti anggota DPR.
Dengan cara begitu mereka bisa menunjukan kepada jemaah First Travel, jika jemaah bersabar maka Tuhan akan menambah lagi nikmatnya. Intinya adalah sabar. Ikhlas, Tidak mengeluh.
Jemaah sendiri harus bersabar agar menikmatan itu datang pada mereka. Lagipula ibadah akan mendapatkan pahala lebih besar justru ketika banyak cobaan.
Kalau kamu mau umroh, menyetor duit ke biro perjalanan profesional, lantas berangkat, tinggal di hotel mewah, beribadah dengan tenang, lalu dimana tambahan pahalanya.
Berbeda dengan jemaah FT. Ketika mereka menyetor duit tabungan untuk umroh, lalu sampai tahunan tidak ada kabar beritanya.
Dan mereka bersabar dan tawakal, bukankah sepanjang tahun penantian itu Allah melipat gandakan pahala kesabaran dan tawakalnya?
Semakin lama penantian itu akan semakin menggunung juga pahalanya. Bahkan jikapun tidak jadi barangkat karena duitnya terselip entah kemana, pahalanya akan terus mengalir seperti air bah. Indah bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar