Mengenang kasus First Travel saya juga ingat, bahwa saya pribadi juga pernah mengalami nasib yang sama. Dulu saya punya niat baik untuk menunaikan ibadah haji dan akhirnya saya memutuskan bergabung dengan 1 perusahaan investasi dan 1 perusahaan MLM haji.. meski akhirnya perusahaan investasi emas itu ternyata BOHOOOONG dan PENIPU.. marah gak saya... enggak... toh nanti di akhirat saya tinggal menuntut orang yang mengajak saya dan para leadernya tentunya karena saya yakin pengadilan Allah maha Adil. Lumayan buat nambah pahala di yaumul hisab nanti jadi dari pada stress mikirin uang yang hilang di ECMC lebih baik saya jadikan tuntutan di akhirat saja nanti bagi para leader diatas saya.
Berikut postingan selengkapnya dari Eko Kuntadhi:
JEMAAH FIRST TRAVEL, IKHLASLAH...
"Kemana duit 35 ribu jemaah First Travel menghilang?," tanya penyidik polisi.
"Gak tahu, pak. Kami lupa," jawab pasangan suami istri, pemilik First Travel.
Ads by AdAsia
Learn More
Ini
jawaban paling asyik, penuh keimanan dan menandakan kepasrahan pada
Tuhan YME. Mereka adalah orang yang begitu beriman hingga yang diingat
hanya Tuhan semata.
Jadi kalau cuma duit Rp 550 miliar yang terlupakan, itu menandakan
begitu tidak terikatnya mereka dengan benda-benda. Tujuannya hanya
meningkatkan kualitas ibadah semua jemaah First Travel.
Saat mereka piknik keliling dunia dengan tampilan yang glamour, sungguh itu bukan karena mereka ingin sombong.
Itu semata karena kecintaan mereka untuk menelusuri keindahan bumi
ciptaan Allah ini. Jika mereka berfoto di depan rumah atau kendaraan
mewah miliknya lalu diunggah ke akun Instgram, bacalah itu sebagai tanda
syukur yang tidak terkira.
Tidak terbersit sedikitpun kesombongan di wajah mereka. Sebab
kenikmatan itu bisa mereka dapatkan mungkin dari mengumpulkan setetes
dua tetes keringat calon jemaah umroh FT.
Mungkin saja jemaah itu adalah ibu-ibu renta yang menabung sepanjang hidupnya untuk bertamu ke rumah Allah.
Mungkin cuma tukang Siomay yang mencari rezeki keliling naik sepeda,
lalu tabungannya diserahkan kepada FT agar bisa diberangkatkan berziarah
ke makam Kanjeng Nabi.
Jadi yang pantas sombong dan berbangga adalah 35 ribu calon
jemaah FT yang sudah ikhlas membantu kedua pasangan suami-istri
mengenaskan itu keliling dunia dan menikmati rezeki berlimpah.
Dari keringat jemaah yang ikhlas-lah mereka berdua bisa menggapai kehidupan yang indah. Jangan melulu melihat yang tampak saja.
Nilailah juga orang-orang yang mengais rezeki seperak dua perak untuk
ongkos bertamu ke rumah Allah, lalu diduitnya dipercayakan kepada First
Travel.
Kasus Andika Surachman (Tribun Kaltim)
Lalu mereka gagal berangkat karena duitnya terselip entah kemana.
Berkat keringat ribuan jemaah itulah, mantan karyawan minimarket dan
istrinya itu bisa hidup mewah seperti anggota DPR.
Dengan cara begitu mereka bisa menunjukan kepada jemaah First Travel,
jika jemaah bersabar maka Tuhan akan menambah lagi nikmatnya. Intinya
adalah sabar. Ikhlas, Tidak mengeluh.
Jemaah sendiri harus bersabar agar menikmatan itu datang pada mereka.
Lagipula ibadah akan mendapatkan pahala lebih besar justru ketika
banyak cobaan.
Kalau kamu mau umroh, menyetor duit ke biro perjalanan profesional,
lantas berangkat, tinggal di hotel mewah, beribadah dengan tenang, lalu
dimana tambahan pahalanya.
Berbeda dengan jemaah FT. Ketika mereka menyetor duit tabungan untuk umroh, lalu sampai tahunan tidak ada kabar beritanya.
Dan mereka bersabar dan tawakal, bukankah sepanjang tahun penantian itu Allah melipat gandakan pahala kesabaran dan tawakalnya?
Semakin lama penantian itu akan semakin menggunung juga pahalanya.
Bahkan jikapun tidak jadi barangkat karena duitnya terselip entah
kemana, pahalanya akan terus mengalir seperti air bah. Indah bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar