Guru memang seorang yang sangat berjasa bagi kehidupan kita, karena ilmu
yang mereka ajarkan, kita menjadi tahu mana yang baik dan buruk. Selain
itu, dengan ilmu kita menjadi seorang yang tidak mudah dipengaruhi atau
dibodohi oleh orang lain untuk melakukan hal-hal yang negatif.
Mengenai hal ini, kita bisa belajar dari seorang guru yang sudah
berumur lanjut. Ya, guru tersebut adalah Maman, salah satu seorang guru
yang mengajar di SMP Negeri 17 Bekasi, Jawa Barat.
Nama Maman mencuat di kalangan publik, setelah salah satu seorang
temannya, yang bernama Sukamto yang juga guru di SMP Negeri 17 Bekasi.
Saat itu, ia menceritakan kisah mengenai kakek Maman di akun
Facebook-nya. Sukamto menceritakan profil Maman dan disertai foto saat
mengenakan seragam PGRI pada 25 November lalu, yang bertepatan dengan
Hari Guru. Sontak, para netizen pun memberikan tanggapan mengenai hal
ini, terbukti status yang diposting oleh Sukamto tersebut mendapatkan
sekitar 22 ribu likes serta dibagikan sebanyak 7 ribu.
Maman menjadi seorang guru merupakan faktor ketidaksengajaan. Awalnya,
Maman hanya bekerja sebagai buruh di pabrik kertas, kemudian dia
berhenti pada tahun 1970. Setelah itu, dia mencoba unuk berjualan
angklung buatannya sendiri. Karena itu, banyak sekolah yang memesan
buatan angklung Maman. Tepatnya, pada tahun 1976, ia ditawari menjadi
guru.
Setelah menjadi guru beliaupun meninggalkan usaha penjualan angklungnya, beliau fokus untuk mengajar anak didiknya. Karena beliau yakin rizkinya sudah di atur oleh Allah swt. Meski penghasilan sebagai guru tak sebesar saat berbisnis namun gaji guru yang kecil itu ternyata memiliki nilai keberkahan yang besar. Terbukti anak-anaknya menempuh pendidikan S1.
Hingga kini, Maman hanya menyandang sebagai guru honorer. Tetapi,
karena rasa ikhlas Maman tinggi, ia tidak pernah mengeluh, ia tetap
mengabdi untuk selalu mengajar di mata pelajaran Kesenian dan aktif di
segala kegiatan sekolah hingga saat ini.
Kisah Maman ini, terdengar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Indonesia, Anies Baswedan. Bahkan, Anies mengunjunginya di
sekolah ia mengajar. Anis menyebutkan bahwa guru seperti Maman ini
pantas disebut sebagai guru mulia.
"Saya, atas nama pemerintah ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
apresiasi. Insya Alloh guru seperti Pak Maman ini, kami menyebutnya guru
mulia, yang bisa menjadi contoh untuk semua," kata Anies Baswedan,
seperti yang dilaporkan dari situs resmi Kemdikbud.
Selain itu, Anies menambahkan bahwa kakek Maman ini patut dijadikan
teladan. Pengadiannya menjadi guru tidak bisa ternilai oleh materi.
"Dihargai berapa pun tidak ternilai karena kemuliaan itu tidak bisa
dirupiahkan," ujar Anies.
Dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga.
Bagaimana keikhlasan dapat mengalahkan rasa kekurangan, meskipun saat
ini kakek Maman hanya menjadi guru honorer, tentu pendapatannya masih
kalah jauh dengan guru yang sudah menjadi pegawai.
Selain itu, kita sebagai murid, tentu kita harus menghormati jasa-jasa
guru kita, jangan pernah sedikitpun untuk merendahkan mereka. Sekali
lagi perlu diingat bahwa guru sangat berjasa bagi kehidupan kita, kini
dan nanti.
Saat itu, ia pertama kali menjadi guru di SMP 1 Pondok Gede, yang saat
ini bernama SMP 6 Bekasi. Meskipun demikian, saat ia ingin mengajukan
sebagai pegawai, Maman tidak lolos. Sebab, saat itu Maman sudah berumur
40 tahun, sedangkan batas usia maksimal 37 tahun. Beberapa tahun
kemudian ada pemutihan pengangkatan pegawai. Batas usia maksimal
dinaikkan menjadi 39 tahun. Akan tetapi, Maman kembali tidak bisa
diterima, karena umurnya sudah memasuki 42 tahun.
Profesi guru dapat melahirkan berjuta profesi lainnya, namun jutaan profesi tak bisa melahirkan profesi guru.
Sabtu, 18 April 2015
New
Belajar makna keikhlasan dari pak Maman
Quotes from Ridwan Nurhadi
Sahabat terbaik bukanlah mereka yang menerima segala kelebihan kita, namun mereka yang mau menerima kita dalam segala keterbatasan dan menemani kita untuk tumbuh dan berkembang bersama. Maka jadilah tinggi tanpa harus merendahkan, jadilah baik tanpa harus menjelekkan dan jadilah benar tanpa harus menyalahkan.
inspirasi
Labels:
inspirasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar